News, Politik
| Jumat 26 Jan 2018 15:48 WIB | 1462
MATAKEPRI.COM - Direktur Eksekutif di
Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai
elektabilitas Presiden Joko Widodo hingga kini belum ada yang menandingi.
Menurut Djayadi, fenomena coattail effect
sangat mungkin terjadi pada Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019 nanti. Coattail
effect merupakan kecenderungan pada salah satu kandidat populer dalam sebuah
pemilihan menarik atau memberikan suara juga kepada partainya.
Dapat dikatakan ini merupakan efek dongkrak
elektabilitas partai pada calon dengan elektabilitas tinggi.
"Data sementara menunjukan iya. Efek
itu bisa positif," ujaf Djayadi ditemui di Megawati Institut, Jakarta
Pusat, Rabu, 24 Januari 2018.
Menurut Djayadi, selama tingkat popularitas
Jokowi tinggi, maka tingkat kepuasan masyarakat terhadapnya tetap tinggi. Ia
memprediksi, hal itu dapat berimbas ke partai pendukungnya.
"Maka itu akan berpengaruh positif
kepada elektabilitas PDIP," ucap dia.
Bahkan menurutnya, pengaruh positif tidak
hanya akan dirasakan oleh PDI Perjuangan, jika coattail effect itu terjadi.
Namun akan berpengaruh positif juga terhadap partai-partai lain yang mengusung
Jokowi di Pilpres 2019 mendatang.
Kendati demikian, Djayadi menuturkan,
berdasarkan hasil penelitian di sejumlah negara, yang akan memperoleh efek
positif paling banyak dari efek tersebut adalah partai yang paling dianggap
dapat merepresentasikan dirinya dengan kandidat populer tersebut, yakni PDI
Perjuangan.
Usaha serta kemampuan partai pengusung
untuk saling mengasosiasikan dirinya dengan Presiden disebutkan Djayadi akan
menjadi kuncinya.
"Misalnya Golkar, seberapa keras usaha
melekatkan dirinya dengan Jokowi. Kemudian Nasdem, dan lainnya," tutur
dia.
Bukan tidak mungkin, menurut Djayadi, nantinya
akan muncul pertarungan untuk unjuk kedekatan, partai apa yang paling dekat
dengan Presiden Jokowi.
Djayadi menyebutkan, hal ini dapat
menimbulkan kontestasi untuk menyatakan bahwa partai mereka lah yang paling
dekat dengan calon presiden yang populer.
"Misalnya Nasdem, Jokowi presidenku,
nasdem partaiku," kata dia.
Namun demikian, jika elektabilitas Presiden
Jokowi menurun, dan tidak dianggap populer seperti saat ini bukan tidak mungkin
efek yang ditimbulkan ke partai pengusungnya justru negatif.
Djayadi sendiri melihat, pemilih Presiden
Jokowi nantinya akan lebih berdasarkan dari evaluasi mereka terhadap kinerja
Presiden Jokowi sendiri.
"Bukan dari isu lainnya. Jika,
performa Presiden Jokowi hingga akhir 2018 ini tetap dianggap baik oleh
masyarakat," kata Djayadi.(***)