| Sabtu 04 Feb 2017 12:14 WIB | 2077
MATAKEPRI.COM, Jakarta - International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter
Internasional menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% di 2016
adalah yang tertinggi di antara negara-negara emerging market. Menurut IMF, ekonomi Indonesia terus mengarah ke laju pertumbuhan yang kuat.
Kondisi ini patut disyukuri karena ditopang kebijakan ekonomi yang solid dan meningkatnya konsumsi rumah tangga.
"Pertumbuhan
ekonomi sebesar 5% di 2016, lebih tinggi dari 2015 yang sebesar 4,8%,
merupakan yang tertinggi di antara negara-negara emerging market," tulis Laporan Ekonomi IMF, dilansir dari situs www.imf.org, Sabtu (4/2/2017).
Menurut
IMF Konsumsi rumah tangga, salah satu pendorong utama pertumbuhan,
menguat seiring meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat di tengah
laju inflasi yang rendah dan penguatan nilai tukar rupiah. Namun, di
saat konsumsi rumah terus menopang laju pertumbuhan ekonomi, Indonesia
juga membutuhkan lebih banyak investasi untuk mempertahankan dan
mempercepat laju pertumbuhan di jangka menengah.
Melanjutkan reformasi
Pemerintah
telah melaksanakan reformasi untuk meningkatkan iklim investasi dan
menggenjot pertumbuhan. Termasuk juga memperluas cakupan investasi ke
infrastruktur publik, memangkas perizinan yang menghambat, dan membuka
lebih banyak kesempatan bagi pihak swasta berinvestasi.
"Strategi
pemerintah meningkatkan setoran pajak dan memperluas basis pajak lewat
reformasi perpajakan juga akan menghasilkan tambahan penerimaan untuk
membiayai investasi prioritas pemerintah," sebut Laporan IMF.
Selain
itu, tenaga kerja berusia muda berpotensi menjadi salah satu kekuatan
dalam mendongkrak ekonomi. Melalui reformasi ini, celah antara kebutuhan
perusahaan dan tenaga kerja yang tersedia bisa dipersempit, yaitu
dengan mengembangkan pelatihan kerja. Hal ini bisa memperkuat
produktivitas ekonomi.
Pergeseran ekonomi global
Meski
pertumbuhan ekonomi positif, Indonesia harus menghadapi tantangan
ketidakpastian ekonomi global, termasuk kebijakan dari pemerintahan baru
di Amerika Serikat, kemungkinan dampak dari rebalancing ekonomi China, dan pelemahan ekonomi.
Cara
terbaik agar bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut adalah pemerintah
harus segera menangani dan mengelola risiko-risiko ekonomi jangka
pendek, dan pada saat yang bersamaan menjalankan reformasi ekonomi untuk
meningkatkan potensi pertumbuhan.