International, News, Politik
| Rabu 10 Jul 2019 15:54 WIB | 3573
Carrie Lam (istimewa)
MATAKEPRI.COM, Hong Kong – Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mendapat tekanan berlanjut dari warga yang menolak legislasi ekstradisi.
Sekelompok warga bakal menggelar unjuk rasa di desa New Territories, yang terletak dekat perbatasan Cina pada Sabtu pekan ini.
Ini membuat sejumlah pihak memperkirakan Carrie Lam tidak akan bertahan lebih lama menjabat.
Ditanya
soal ini, Lam menjawab,â€Saya masih memiliki semangat dan tanggung jawab
untuk melayani rakyat Hong Kong,†kata Lam seperti dilansir Channel
News Asia pada Rabu, 10 Juli 2019.
Analis menilai pernyataan Lam
itu sebagai tanda dia siap menyerahkan jabatannya kepada Beijing untuk
ditunjuk pengganti. Namun, Beijing baru akan menggantinya pada saat yang
dinilai tepat.
“Ini lebih kompleks daripada yang dianggap
orang-orang biasa. Anda tidak bisa berhenti kapan saja jika terkait
urusan dengan Beijing,†kata Sonny Lo, seorang analis politik.
Para pemimpin di Beijing harus mempertimbangkan urusan domestik dan regional soal penggantian pejabat.
Dua hal yang harus dipertimbangkan adalah kebebasan Hong Kong dan insting Partai Komunis Cina untuk bersikap otoriter.
Saat
diserahkan kembali pada 1997, Inggris mencapai kesepakatan dengan Cina
soal sistem satu negara dua sistem. Ini berarti Hong Kong menganut
Sistem Demokrasi dan Cina berbasis komunisme. Inggris sempat mengelola
Hong Kong selama 99 tahun.
Menurut Ming Sing, seorang associate professor di Hong Kong University of Science and Technology, Beijing tidak akan melepas Lam dalam waktu dekat.
“Jika
dia mundur sekarang, jika Beijing memintanya mundur, maka itu akan
mengirim pesan sangat kuat kepada warga Hong Kong dan dunia
internasional bahwa Cina yang menganut sistem satu parti dan negara
otoriter terbesar di dunia bisa mundur karena tekanan publik,†kata dia.
Menurut
anggota parlemen Hong Kong, Fernando Cheung, seperti dilansir Reuters,
Carrie Lam telah menjadi bebek jinak pasca unjuk rasa besar sehingga
tidak bisa menyelesaikan masa jabatannya.
“Bagaimana
pemerintah dan kepala eksekutif Hong Kong menangani protes publik juga
bisa membuat banyak orang menyadari bahwa tanpa demokrasi sejati tidak
ada harapan akan pemerintah yang bertanggung jawab,†kata dia. (***/tempo.co)