Kesehatan
Konsumsi obat mag jangka panjang picu osteoporosis dan anemia
|
Rabu 24 May 2017 08:47 WIB
|
2901
Kesehatan
MATAKEPRI.COM - Suatu hari di
Polisaluran Pencernan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, seorang
ibu datang memeriksakan diri ke dokter. Ia berjalan tertatih menggunakan
tongkat. Padahal, usianya baru 50 tahun.
Ia mengeluh seluruh tulangnya terasa nyeri. Ibu itu datang dengan
keluhan mag dan minta resep obat. Sudah sepuluh tahun lebih ia menderita
penyakit saluran pencernaan tersebut. Namun, pengobatan yang
bolak-balik dijalani tak membuahkan hasil.
Kisah tentang ibu itu diceritakan dokter konsultan gastroenterologi dan
hepatologi Siloam Hospitals Kebon jeruk (SHKJ), Jakarta, Hardianto
Setiawan Ong, dalam diskusi media yang digelar di rumah sakit tersebut,
belum lama ini.
"Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan endoskopi (peneropongan
saluran cerna), kondisi lambungnya baik-baik saja. Rupanya, keluhan
magnya lebih disebabkan oleh stres dan pola makan yang keliru.
Sementara itu, keluhan nyeri tulang yang dialaminya timbul karena
osteoporosis yang terjadi akibat konsumsi obat-obatan mag jangka
panjang," papar dokter spesialis penyakit dalam itu.
Ia menjelaskan tidak semua kasus mag dan juga gerd (gastroesophageal
reflux disease) memerlukan obat-obatan dalam penanganannya. Banyak kasus
mag dan gerd yang bisa sembuh 'hanya' dengan manajemen stres dan
modifikasi gaya hidup termasuk pengaturan pola makan, tanpa perlu
obat-obatan.
Pembatasan
Mengutip panduan dari Food and Drug Administration (FDA) atau badan
pengawas obat dan makanan Amerika, obat mag yang berfungsi menekan
produksi asam lambung tak boleh digunakan dalam jangka panjang.
Maksimal 15 hari dalam satu periode pengobatan. Dalam setahun, penggunaannya dibatasi maksimal tiga kali (periode pengobatan).
"Kecuali untuk kasus mag atau gerd yang berdasarkan pemeriksaan
endoskopi terbukti ada luka di lambungnya," kata tim dokter Digestive
Clinic SHKJ itu.
Pembatasan itu terkait dengan efek samping penggunaan obat mag jangka
panjang yang memang berbahaya, antara lain menyebabkan osteoporosis dan
anemia sebab obat-obatan itu menekan produksi asam lambung. Padahal,
asam lambung diperlukan untuk penyerapan mineral termasuk kalsium dan
zat besi.
Selain itu, penggunaan obat mag jangka panjang juga berisiko memicu pertumbuhan bakteri merugikan di lambung.
"Bakteri itu bisa tumbuh karena asam lambung yang berfungsi sebagai
pembunuh kuman ditekan produksinya. Pertumbuhan bakteri itu memunculkan
sejumlah gejala, antara lain rasa kembung sesudah makan karbohidrat
seperti nasi dan roti. Kembung itu timbul karena bakteri itu memproduksi
gas CO dari karbohidrat," papar Hardianto.
Konsumsi obat penekan asam lambung dalam jangka panjang, lanjutnya, juga
berisiko membuat lambug rentan terinfeksi dan timbul polip atau
benjolan pada dinding lambung yang bisa berkembang menjadi tumor.
"Jadi, penggunaan obat penekan asam produksi asam lambung harus dilakukan secara hati-hati," tutupnya. (***)
Share on Social Media