News
| Sabtu 01 Apr 2017 14:39 WIB | 4436
MATAKEPRI.COM, Jakarta - Beberapa hari ini suku Mante
menjadi kata yang mendadak populer. Sosok manusia kerdil yang terekam
oleh penggemar motor trail saat berkendara di pedalaman Aceh itu
memunculkan lagi dugaan keberadaan suku Mante.
Padahal, selama beberapa dekade ini suku tersebut dianggap sudah punah. Video itu pun menimbulkan berbagai perdebatan.
Pakar antropologi Harry Truman Simanjuntak merasa tak yakin jika sosok
yang dilihat para biker kala itu ialah anggota suku kerdil atau orang
pendek.
Dia berpendapat, dengan kondisi tanah dan hutan Aceh yang sudah banyak
dijamah manusia, peluang untuk hidup manusia kerdil di wilayah itu cukup
kecil. Harry juga berpendapat ada yang aneh jika memang penampakan itu
adalah benar manusia kerdil di Aceh.
Menurutnya, dengan begitu banyak sentuhan peradaban dari luar yang
setiap hari masuk ke wilayah hutan Aceh, seharusnya suku Mante sudah
ditemukan atau terlacak sejak lama.
Meskipun kebenaran keberadaan suku Mante masih perlu pembuktian, kisah
dan sejarah suku ini memang menarik. Suku Mante merupakan salah satu
etnik terawal yang disebut-sebut dalam legenda rakyat pernah mendiami
Aceh. Sosoknya diidentikkan dengan tubuh pendek.
Namun, sebenarnya penampakan suku kerdil tidak hanya terjadi di Aceh
saja. Di Pulau Sumatra umumnya cerita urban tentang orang pendek telah
ada sejak 1900-an.
Dikutip dari the Guardian, seorang ahli zoologi Richard Freeman
pernah melakukan ekspedisi pada 2011 untuk menemukan orang pendek. Dia
menjelaskan kemungkinan penampilan dan asal usul evolusi makhluk ini.
Dia mengumpulkan beberapa berita dan penelitian yang telah dilakukan
sejak 1990-an. Dia mencatat berita pertama kemunculan orang pendek
terjadi pada awal abad ke-20 melalui seorang pejabat kolonial Belanda.
Pada 1918, Gubernur Sumatra saat itu, L.C. Westenenk, mencatat peristiwa
yang terjadi pada 1910 tentang kemunculan makhluk kecil berkaki pendek
yang lari seperti manusia. Penampakan orang pendek terus terjadi pada
1920-an. Beberapa penampakan bahkan terjadi di jarak yang berdekatan.
Pada Mei 1927, seorang pekerja perkebunan Belanda, AHW Cramer, yang
tinggal di Kerinci melaporkan melihat orang pendek dari jarak 10 meter
saja.
Saat ini kemunculan suku Mante tiba-tiba menjadi viral di internet.
Jejak video itu memunculkan dugaan kuat bahwa suku itu masih eksis di
Tanah Rencong.
Deviasi genetik
Jika ditarik jauh ke belakang, awal munculnya manusia kerdil bisa
dilacak sejak 60 ribu tahun lalu, saat manusia modern atau Homo sapiens
menyebar ke seluruh wilayah dunia dari Afrika.
Pada masa itu, manusia modern makin mengalami deviasi genetik sehingga makin berbeda dengan ciri khas leluhurnya.
Pada 60 ribu tahun lalu, setidaknya ada tiga ras besar yang telah
menyebar dan berkembang, yakni ras Austranomelanesia, ras Mongoloid, dan
ras Kaukasoid.
Dalam perkembangannya, ada bagian dari ras Austranomelanesia yang
memiliki variasi biologi berbeda, yang kemudian disebut Negrito.
Mengenai hal ini, Harry Truman berpendapat populasi orang Negrito tak
banyak, hanya mendiami area tertentu. Ciri Negrito sama seperti orang
kerdil yang ada saat ini. Negrito mendiami wilayah kantong tertentu,
yakni di Filipina, Andaman, dan Malaysia.
"Ras Mongoloid masuk ke wilayah Nusantara sekitar 4.000 tahun lalu," jelas Harry.
Sebelum datangnya ras Mongoloid ke wilayah Nusantara, ras
Austranomelanesia telah mendiami hampir seluruh kepulauan Nusantara.
Saat ras Mongoloid datang ke Nusantara, perlahan-lahan ras
Austromelanesia bergeser ke wilayah timur Indonesia.
Untuk itu, Harry mengatakan penduduk bagian barat wilayah Indonesia saat ini merupakan percampuran antara ras Mongoloid dan Austromelanesia. (Gurit Ady Suryo/dailymail.co.uk/antara/L-1/M-3) (***)