News
| Sabtu 07 Jan 2017 00:29 WIB | 3231
MATAKEPRI.COM, Madinah - Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah akan menyiapkan
ruang transit khusus untuk jamaah haji Indonesia. Fasilitas ruang
transit ini diharapkan akan memudahkan pengurusan dokumen dan bagasi
bagi jamaah haji agar tidak tercampur antara satu rombongan dengan
lainnya.
Rencana penyediaan ruang transit bagi jamaah haji
Indonesia di Bandara AMAA Madinah ini terungkap dalam pertemuan antara
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Abdul Djamil dengan pihak
TIBAH Airports Operation Co. Ltd (TAV) selaku pengelola Bandara AMAA
Madinah.
"Dalam rangka mengatasi permasalahan keterlambatan
keluarnya kursi roda dari dalam gate, serta masih tercampurnya dokumen
dan bagasi jamaah antar satu rombongan dengan rombongan lainnya, kami
melakukan pertemuan dengan GM TAV Pengelola Bandara Amir Muhammad bin
Abdul Aziz Madinah," demikian penjelasan Direktur Pelayanan Haji Luar
Negeri, Sri Ilham Lubis melalui pesan tertulis, Jumat (6/1).
"Sebagai
solusinya, pihak TAV menawarkan tempat khusus untuk transit jamaah haji
Indonesia di Bandara dan sekaligus sebagai tempat untuk menata dokumen
dan koper jamaah sebelum diberangkatkan ke pemondokan di Madinah,"
tambahnya.
Pengurusan dokumen dan bagasi jamaah, serta layanan
kursi roda di gate bandara menjadi salah satu persoalan yang
diidentifikasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi pada
penyelenggaraan haji 1437H/2016M lalu.
Indonesia adalah pengirim
jamaah haji terbanyak di dunia. Jemaah haji gelombang pertama yang
terbagi lebih dari dua ratus kelompok terbang mendarat di Bandara AMAA
Madinah. Sementara untuk gelombang kedua, mendarat di Bandara
Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah.
Dengan rentang
waktu kedatangan hanya 14 hari di Madinah, tidak jarang jarak kedatangan
antara satu kloter dengan kloter lainnya berdekatan. Akibatnya,
percampuran dokumen dan bagasi tidak terhindarkan. Apalagi tahun lalu
Bandara AMAA belum menyediakan ruang transit khusus bagi jemaah haji
Indonesia.
Selain dokumen dan bagasi, pengelolaan kursi roda
jamaah juga menjadi persoalan tersendiri. Dari tahun ke tahun, tidak
sedikit jamaah haji Indonesia yang membawa kursi roda sejak dari Tanah
Air. Kursi roda itu tidak bisa diambil langsung bersamaan dengan
keluarnya jamaah dari bandara karena disimpan di bagasi khusus Bandara
AMAA Madinah. Para petugas yang diminta mengambil, dan itu pun harus
memilih dan memilah untuk memastikan kursi roda itu milik jamaah haji
Indonesia.
Sri Ilham Lubis berharap, keberadaan ruang transit
khusus bagi jamaah haji Indonesia di Bandara AMAA Madinah akan
memudahkan juga pengurusan kursi roda milik jamaah sehingga bisa
dikeluarkan bersamaan dengan keluarnya jamaah dari bandara. (*)