News, Politik
| Selasa 19 Dec 2017 13:16 WIB | 1407
MATAKEPRI.COM - Ketua
Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) mengatakan, persoalan masa
jabatan ketua umum Golkar yang baru masih menjadi perdebatan.
Menurut
ARB, ada suara yang menginginkan agar masa jabatan ketua umum yang baru
menjabat hingga 2019. Namun, ada juga suara lain agar masa jabatan hingga 2022.
"Dari
DPD baru beberapa yang sampaikan tentang usulan masa jabatan, sebagain besar
menyebutkan jabatan 2019, satu menyebutkan 2022," kata ARB di JCC Senayan,
Jakarta, Selasa 19 Desember 2017.
Ia
menjelaskan, dalam rapimnas memang ada pergantian ketua umum saat ini untuk
melanjutkan masa jabatan ketua umum sebelumnya. Adapun masa jabatan ketua umum
era Setya Novanto berakhir hingga 2019. Hal ini sesuai Munaslub Golkar, Mei
2016 lalu.
"Tentu
munaslub sebagai suatu pengambilan keputusan tertinggi bisa saja melakukan
perubahan baik dari usulan DPD maupun keputusan rapimnas. Jadi kalau itu kita
lakukan maka bisa melakukan untuk mengubahnya, bisa 2020, 2021, 2022 begitu
atau lima tahun habis," ujar ARB
Sebelumnya,
Airlangga Hartanto diklaim didukung sebanyak 34 DPD untuk menjadi Ketua Umum
Golkar menggantikan Setya Novanto. Munaslub Golkar diproyeksikan sebagai ajang
pengukuhan Airlangga sebagai ketua umum. Novanto saat ini terjerat kasus
korupsi e-KTP.
Lima
Tahun ke depan
Partai
Golkar sedang membuka lembaran baru dengan menggelar Munaslub. Airlangga
Hartarto diproyeksikan akan dikukuhkan sebagai Ketua Umum DPP Golkar. Ada
harapan agar masa kepengurusan Airlangga berlaku hingga lima tahun ke depan.
Dengan
jangka lima tahun dinilai lebih ideal dalam menjalankan kepengurusan partai
sebesar Golkar.
"Seringnya
pelaksanaan munas dengan biaya besar dengan pendeknya periode kepengurusan bisa
menjadi penghambat program jangka menengah dan panjang. Karenanya menjadi ideal
jika kepengurusan hasil Munaslub 2017 memimpin Partai Golkar hingga tahun
2022," ujar Ketua DPP Majelis Dakwah Islamiah (MDI) Ton Abdillah Has,
salah satu organisasi yang didirikan Partai Golkar, dalam siaran persnya,
Selasa 19 Desember 2017.
Menurut
Ton, akan lebih baik kalau kepengurusan di bawah Airlangga bisa diberi
kesempatan guna menyukseskan dua pemilu sekaligus yakni 2019 dan 2024.
"Kami mendukung kepemimpinan Airlangga Hartarto melewati pemilu 2019,
serta mempersiapkan Partai Golkar memenangkan Pemilu 2024 yang akan
datang," katanya.
Namun,
Ton menilai, untuk kepengurusan Golkar saat ini dibutuhkan akselerasi tinggi.
Mengingat, selama ini partai tersebut hanya berkutat pada persoalan internal.
Menurutnya, perlu ada pembaruan di tingkat kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat
partai.