News, Ekonomi, Politik
| Sabtu 09 Dec 2017 11:13 WIB | 1538
MATAKEPRI.COM, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengatakan situasi
politik global yang memanas usai keputusan Amerika Serikat mengakui Yerusalem
sebagai Ibu Kota Palestina, membuat ekonomi dunia akan terganggu.
"Ya tentu ada saja. Bukan secara tidak langsung," ucap JK di Jakarta, Jumat 8
Desember 2017.
Dia menuturkan, jika dengan pernyataan Donald Trump ini terjadi konflik besar,
maka harga minyak
naik, dan membuat perdagangan menurun.
"Kalau terjadi konflik besar lagi, pasti terjadi lagi harga minyak naik, atau
perdagangan
menurun. Pasti ada efek tidak langsung," tandas JK.
Sementara itu, soal pertemuan dengan negara-negara OKI, menurutnya Presiden
akan hadir.
"Ya kan Presiden
akan hadir," pungkas JK.
Memutarbalikkan Fakta
JK mengatakan, usai pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang
secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, akan memantik suasana
menjadi panas.
Dia menuturkan, bukan hanya di kawasan Timur Tengah, pengakuan sepihak Trump
terhadap Yerusalem juga
akan menimbulkan gejolak di Indonesia.
"Pasti, bukan hanya di kawasan Timur Tengah yang memanas. Di negara lain, seperti
di negeri kita bisa saja macam-macam lagi demo, Kedutaan AS, atau negara lain
akan terjadi. Dan itu sudah diperingatkan," kata JK di Serpong, Banten, Kamis
(7/12/2017).
Dia menuturkan, apa yang dilakukan AS telah memutarbalikkan fakta. Meski
demikian, Indonesia belum ada
keinginan untuk memutuskan hubungan diplomatik.
"Namanya AS, ya begitu semua memutarbalikkan keadaan. (Memutuskan hubungan
diplomatik) Belum
dipikirkan," ungkap JK.
Dia menuturkan, apa yang dilakukan Trump adalah realisasi janji kampanyenya saat
pemilihan. Meski demikian, JK memandang apa yang dilakukan AS adalah menyalahi
makna demokrasi
sepenuhnya.
Dia pun mencontohkan upaya ini pernah terjadi saat AS menyerang Irak. Karena itu,
adalah hal yang
tak patut dibiarkan.
"AS menyerang Irak tanpa alasan yang jelas, akibatnya Irak hancur lebur, jauh lebih
makmur waktu Saddam. Tanpa ingin mengkritik, artinya bahwa dengan kritikan juga
kepada Saddam cara memerintah, tapi rakyatnya lebih makmur dulu daripada
sekarang, hancur-hancuran. Mana yang lebih baik?" terang JK.
(www.liputan6.com/***)