News, Politik
| Selasa 07 Nov 2017 11:35 WIB | 1389
MATAKEPRI.COM, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan,
pernyataan Wagub Sandiaga Uno yang menyebut penyebab kemacetan di kawasan Tanah
Abang adalah pejalan kaki harus dibaca secara lengkap.
Menurut dia, Sandi hanya membacakan hasil
riset yang menyebut salah satu faktor penyebab kesemrawutan di Tanah Abang
adalah pejalan kaki yang keluar dari stasiun.
"Baca yang lengkap dong, itu kan hasil
riset saja," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa (7/11/2017).
Sebelumnya Sandi menyebutkan, dari hasil
pantauan drone, pihaknya menemukan bahwa kemacetan dan kesemrawutan di Tanah
Abang bukanlah pedagang kaki lima (PKL).
"Dapat gambaran drone yang tunjukkan
beberapa temuan yang kita sampaikan ke Pak Anies," kata Sandi.
Dia mengatakan, penyebab kemacetan di Tanah
Abang adalah adanya pembangunan jalan, pejalan kaki, angkot ngetem, dan adanya
parkir liar.
"Ternyata ya kesemrawutan itu satu
pembangunan jalan, nomor dua tumpahnya pejalan kaki yang keluar dari Stasiun
Tanah Abang, dan banyak angkot, parkir liar," kata Sandi.
Sedangkan PKL berada di urutan terakhir dari
faktor penyebab kesemrawutan Tanah Abang. "PKL ada, tapi jumlahnya enggak
banyak. Cuma di bawah 300 jumlahnya," ucapnya.
Prioritas Kendaraan Umum
Selain
itu, Anies mengatakan pihaknya akan mengizinkan kembali pengendara motor
melewati Jalan Medan Merdeka Barat-Thamrin. Keputusan itu bertujuan agar semua
warga memiliki akses lebih mudah. Meski kembali memudahkan warga untuk naik
kedaraan pribadi, Anies mengatakan tetap mendorong warga beralih ke kendaraan
umum.
"Kita akan tuntaskan proyek yang menyangkut kendaraan umum,
massal," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa (7/11/2017).
Lebih lanjut, Pemprov DKI akan membuat sistem integrasi dalam bentuk OK
Otrip seharga Rp 5.000 dan meningkatkan konektivitas.
"Integrasi transportasi publik, sehingga ada konektivitas. Insentif
untuk menggunakan kendaraan umum akan tinggi. Orang mau menggunakan kendaraan
umum, (kalau) dia bisa mendekati lokasi tujuan," ucap Anies.
Bila angkutan seperti angkot, bus, Transjakarta tidak terkoneksi, kata
Anies, maka warga akan malas menggunakan kendaraan umum.
"Kalau konektivitas tidak tinggi dan tidak terintegrasi, maka
sering harus pindah ke kendaraan umum yang non-massal," ucapnya.
Sebelumnya, Anies mengatakan tidak akan ada lagi diskriminasi akses di
jalanan Ibu Kota. Dalam rencana pelebaran trotoar di Jalan Thamrin, semula tak
ada jalur motor. Anies lantas meminta SKPD terkait mengubah dan menyediakan
jalur motor.
"Dalam rancangan itu dalam gambar tidak ada space kendaraan roda
dua. Kalau nanti dilaksanakam seperti itu maka nanti roda dua tidak bisa masuk
ke Sudirman dan thamrin. Tapi nanti saya minta diubah, rancangan harus bisa
akomodasi roda dua," jelas Anies.(www.liputan6.com/***)